Menakar Kemenangan Mohak atau Kolom Kosong pada Pilwako Pangkalpinang 2024 (Opini)
Pangkalpinangpost.com~//- Bangka Belitung –
Pangkalpinang akan menjadi sorotan pada 27 November 2024, saat Pemilihan Wali Kota (Pilwako) yang untuk pertama kalinya hanya diikuti satu pasangan calon (paslon). Paslon tersebut adalah Maulan Aklil, akrab disapa Molen, dan wakilnya, Dokter Hakim.
Dalam konteks ini, mereka akan melawan pilihan “Kolom Kosong,” yang otomatis muncul karena tidak adanya paslon lain.
Hal ini mengubah lanskap politik dan memberikan tantangan baru bagi Molen-Hakim dalam mempertahankan kursi kepemimpinan.
Kolom Kosong tidak hanya sekadar pilihan, ia mencerminkan ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap politikus dan sistem yang ada.
Kehadiran relawan dan simpatisan Kolom Kosong menunjukkan adanya pergerakan yang menginginkan keadilan serta melawan kesombongan paslon tunggal.
Dalam situasi ini, Kolom Kosong menjadi simbol harapan bagi masyarakat yang merasa terpinggirkan oleh kebijakan dan tindakan politik yang dianggap tidak menguntungkan.
Dalam pemilihan sebelumnya, suara terbanyak bisa cukup untuk memenangkan posisi, meskipun tidak mencapai 50%.
Hal ini tercermin pada Pilwako 2018 ketika Molen terpilih dengan 38 ribu suara, yang setara dengan sekitar 30% dari total suara.
Namun, pada 2024, paslon tunggal Molen-Hakim harus mencapai suara 50% +1 untuk menang. Dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang mencapai 130 ribu, mereka perlu meraih setidaknya 65 ribu suara, sebuah tantangan yang tidak mudah.
Ini menjadi sinyal bahwa kehadiran mereka sebagai paslon tunggal bukan jaminan untuk menarik suara yang cukup.
Menghadapi Pilwako 2024, Molen-Hakim harus menghadapi kenyataan bahwa mereka tidak hanya bersaing melawan Kolom Kosong, tetapi juga melawan ketidakpuasan masyarakat.
Masyarakat yang cerdas tidak akan mudah terjebak dalam retorika politik, dan mereka akan memilih berdasarkan apa yang mereka anggap sebagai rekam jejak dan kinerja pemimpin.
Dengan tantangan yang ada, Molen-Hakim harus berjuang keras untuk memperoleh dukungan yang dibutuhkan.
Dalam konteks ini, Kolom Kosong akan menjadi barometer dari seberapa baik masyarakat menilai kepemimpinan yang telah ada. Apakah Mohak mampu meraih 50% +1 suara, ataukah Kolom Kosong akan menjadi pemenang yang tidak terduga? Hanya waktu yang akan menjawab.-
(Redaksi/KBO Babel).
(Akhi).