SATGAS ILLEGAL MINING HARMONISASI FAN NGIN TONG NGIN JIT JONG

PANGKALPINANGPOST.COM ||Oleh: Johan Murod Babelionia, SH. S.IP. MM. (Ketua KADIN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung).

DR Ridwan Djamaluddin, Pj. Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan berbagai pengalaman birokrasinya di pemerintah pusat seperti sebagai salah satu Deputi Menko Maritim RI dan Sa’at ini sebagai Dirjen Minerba Kementerian ESDM tentulah Presiden RI tidak salah pilih Beliau dijadikan Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.

Untuk menyelesaikan masalah crucial illegal mining di Kepulauan Bangka Belitung yang sudah ada sepanjang zaman sejak ditemukan timah di Kota Kapur Pesisir Barat Pulau Bangka tentu saja diperlukan figure pemimpin yang memiliki Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spritual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Sosial. Empat hal tersebut tentu jadi pijakan Ridwan Djamaluddin Pj. Gubernur membentuk Satgas Illegal Mining di Kepulauan Bangka Belitung.

Beliau bisa saja meminta pemerintah pusat menetapkan Kepulauan Bangka Belitung sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) Timah seperti era orde baru yang mana sebutir pasir timah saja rakyat bisa ditangkap dan pos militer di mana mana termasuk di jalan jalan menuju pantai sehingga Kepulauan Bangka Belitung sa’at itu suasana seperti perang.

Jika hal ini dilakukan tentu akan menimbulkan goncangan sosial ekonomi politik dll. Yang mana pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung sa’at ini terbaik se Sumatera, dan pertumbuhan ekonomi nomor 4 terbaik se Indonesia serta giny rasio terbaik di indonesia akan hancur sehingga indicator ekonomi yang buruk akan berpengaruh buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi dan politik di Kepulauan Bangka Belitung.

Ridwan Djamaluddin selaku Pj Gubernur Kepulauan Bangka Belitung tentu dengan bijak mengambil langkah menyelesaikan masalah dengan berbagai kajian antara lain kajian sejarah dimana Abad I sejak ditemukan timah di Kota Kapur mulai berdatangan Pelaut-pelaut India, China Arab dan lain-lainnya, namun keturunan Orang China yang Kita sebut Suku Tionghoa yang sa’at ini masih exist bergelut di pertimahan di Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya dibanding India atau Arab.

Demikian juga manakala ex tentara Kubilai Khan kalah perang dengan Majapahit, belasan ribu tentara Kubilai Khan pulang ke China 2000 Tentara Kubilai Khan yang terluka diturunkan di Pulau Karimata karena jika dipaksakan dibawa pulang ke China perjalanan 68 hari minggu mengarungi lautan akan banyak yang meninggal dunia tentara Kubilai Khan yang terluka tersebut.

Setelah pulih mereka menyeberang ke Belitung Timur karena sebelumnya ketika mereka dari China, hendak ke Jawa 5000 Tentara Kubilai Khan tersebut mampir di Belitung Timur selama satu bulan. 2000 ex tentara Kubilai Khan yang menetap di Belitung Timur menambang timah dll. Dan dari zaman ke zaman tentu mereka bermigrasi ke seluruh Pulau Belitung dan pulau lainnya termasuk beremigrasi ke Pulau Bangka.

Abad 17 semasa penjajahan Belanda China Kuncir banyak didatangkan Belanda untuk nambang di Kepulauan Bangka Belitung sehingga Etnis Tionghoa sekitar 30% ada di seluruh pelosok Kepulauan Bangka Belitung dengan berbagai keahlian usaha termasuk akhli usaha dalam pertimahan.

Oleh karena itu pada umumnya di Kepulauan Bangka Belitung Hidup Etnic Melayu dan Etnic Tionghoa dengan harmonis dengan filosofi kehidupan bermasyarakat Fan Ngin Tong Ngin Jit Jong Melayu Tionghoa adalah Sama dan Fan Ngin Tong Ngin Tjin ngin Melayu Tionghoa adalah Saudara. Oleh karena itu lebih tepat Satgas Illegal Mining disebut dengan Satgas Illegal Mining Harmonisasi Fan Ngin dan Tong Ngin

Harmonis Orang Melayu dan Orang Tionghoa dapat Kita lihat sehari hari di pasar, di warung kopi, sa’at Lebaran dan sa’at Kong Nyian serta harmonisnya kehidupan beragama dimana Mesjid Raya Mentok di Kota Mentok Bangka Barat dengan Klenteng Rumah Peribadatan Orang Tionghoa jarak hanya 6 meter dipisahkan jalan aspal.

Harmonis Orang Melayu dan Orang Tionghoa juga diikat dengan perkawinan silang seperti Kakak Perempuan Prof Yusril Ihza Mahendra suaminya Orang Belitung yang anaknya Loly dan Leo di Belitung Timur adalah Sahabat Baik Saya.

Demikian juga Pengusaha kaya Drs Fida Hasan adik Ir Djohan Ridwan Hasan kawin silang dengan Polisi Darmin adik Dodot Ismiardi. Prof Bustomi Rachman Ketua LAM NSS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga Keturunan dari Perkawinan Silang Melayu dan Tionghoa. Juga Agus Adaw adalah keturunan Kawin Silang Amoy Tionghoa Jabus (Nampong) yang tinggal di Pangkal Balam dengan tentara dari Menado Fam Adaw bersama tentara Fam Kokong kawin silang dengan putra Karateka Joni Kokong, Tony Kokong dan Rudy Kokong.

Oleh karena itu pembentukan Satgas Illegal mining filosofy lebih tepat dikatakan Satgas Illegal Mining Harmonisasi Melayu dan Tionghoa bukan Satgas Illegal Mining buah durian.

Secara historis di Kepulauan Bangka Belitung sistem pemerintahan Belanda Governor General secara ex offisio Inspector General, sehingga berlandaskan sejarah ini Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung berkewajiban mengawasi pertambangan di Kepulauan Bangka Belitung sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat.

Thamron yang akrab disapa dengan Aon telah ditunjuk sebagai Ketua Satgas Illegal Mining karena pengalamannya sebagai pengusaha timah yang handal seperti kakek moyang merek, tentu Aon akan bisa melaksanakan tugas dengan effective jika didampingi para wakil ketua seperti Ir Djohan Ridwan Hasan alias Aphing owner BBG dan Hendri Lie serta Sekjen Prof Syaparudin Masyarif alias Prof Udin dengan wakil Sekjen Ir Yulius Sinaga MM.

Jika SK Satgas Illegal Mining sudah ditandatangani Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung maka Satgas Illegal Mining segera membina Tambang Rakyat dll dan segera mereklamasi Ex Kawasan Tambang Timah Darat (Onshore Tin Mining) dengan Kebun Kurma dan Menebar (Restocking) Siput Gunggung, Siput Bambu, Kedimul, Kerang Bulu di kawasan ex Tambang Timah Lepas Pantai (Offshore Tin Mining) sehingga Kepulauan Bangka Belitung suatu saat export Kurma dan Sipu Gunggung dan lain-lainnya.

Sebagai Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung DR Ridwan Djamaluddin sudah sangat bijak dalam melaksanakan Tupoksinya sebagai Kepala Daerah yang mana Tugas Pokok Seorang Kepala Daerah adalah Melaksanakan Otonomi Daerah Seluas-luasnya, Nyata dan Bertanggung Jawab sehingga Dapat Memberikan Pelayanan Prima Kepada Masyarakat dan Masyarakat Sejahtera. Dan Fungsi Kepala Daerah sebagai Administrator Pemerintahan, Administrator Pembangunan dan Admintrator Kemasyarakatan harus dilaksanakan dengan Baik.

Jika tidak dilaksanakan dengan baik Tupoksi Kepala Daerah maka dikhawatirkan peristiwa 5 Oktober 2006 Terulang Kembali sehingga Kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung diserbu 15.000 Petambang Rakyat dan Kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Luluh Lantak.

Tentu harapan semua pihak dengan dibentuk Satgas Illegal Mining tata kelola pertimahan di Kepulauan Bangka Belitung Semakin Baik, PT Timan Tbk dan Smelter Swasta Bersatu dengan Harmonis sebagai Prime Mover pembangunan di Kepulauan Bangka Belitung sehingga pertumbuhan ekonomi semakin baik dan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung semakin sejahtera hidup di Negeri Serumpun Sebalai Bumi Laskar Pelangi Tanah Bertuah yang Baldotun Toyibatun Warrobun Gofur Aaamiin YRA (*)

Ril/jeffri

pangkalpinangpost
Comments (0)
Add Comment