PANGKALPINANGPOST.COM (Singkawang Kalbar) – || Menanggapi pernyataan Asyari,SH,MH yang mengaku sebagai Penasehat Hukum Pelaku Penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa korban SIGIT ADITYA.
Dedi Mulyadi angkat bicara 7 April 2023 kepad awal media,” Menurut Dedi Mulyadi dirinya sangat menyesali sikap dan menganggap telah merusak rasa kemanusiaan atas pernyataan dari Asyari, SH, MH yang mempertanyakan Keluarga Korban Meninggal Dunia yang datang secara bersama-sama ke POLRES Singkawang (Senin, 3 April 2023).
“Saya pikir apa yang telah dilakukan oleh keluarga besar korban dengan mendatangi Mapolres Singkawang adalah langkah yang tepat dan itu dilindungi Undang-Undang”*_ karena tujuan kedatangan mereka adalah untuk menanyakan perkembangan kasus penganiayaan yang telah mengakibatkan hilangnya nyawa keluarga mereka oleh sekelompok pembalap liar, mereka pihak keluarga korban menanyakan kepada Polres Singkawang apakah semua pelaku penganiayaan itu telah diamankan semua ? Dan menanyakan sejauh mana penanganan kasus dan proses hukumnya ?
Kami pikir apa yang dilakukan oleh Keluarga korban dengan bertanya kepada Pihak Polres adalah cara yang tepat, bijak, baik dan bermartabat, dan itu sesuai hukum yang berlaku. Dan Pihak Polres pun sudah menyambut dengan baik kedatangan Keluarga Korban tersebut dan telah memberikan beberapa penjelasan terkait perkembangan kasus penganiayaan itu, dan penjelasan itu sudah diterima oleh Pihak Kelurga Korban.
Lain hal nya jika pihak keluarga korban itu datang dengan anarkis dan bermain hakim sendiri dengan mencari para pelaku penganiayaan, maka itu yang salah, cara itu yang tidak dapat dibenarkan, tapi inikan mereka keluarga korban itu justru datang dengan baik dan santun.
Jadi apa yang mau dipermasalahkan dipertanyakan lagi oleh Asyari ?
Apa motif Asyari membuat pertanyaan yang dapat memancing kegaduhan ini ?
Ucap Dedi Mulyadi yang juga Panglima Muda BALA KOMANDO PEMUDA MELAYU Markas Wilayah Kota Singkawang.
Kami melihat sejauh ini ada indikasi upaya Asyari ini mau memancing-mancing keadaan, indikasi provokasi dan dugaan membuat kegaduhan dan menyerang orang-orang serta menyalahkan pihak-pihak lain atas meninggalnya korban Sigit Aditya.
Lihat saja pernyataan Asyari yang seolah menyalahkan Pihak Rumah Sakit, dengan mengatakan : Selama 8 (delapan) hari dirawat dirumah sakit tapi tindakan yang krusial apa yang harus dilakukan tindakan kepada korban belum kelihatan dilakukan pihak rumah sakit, kata Asyari, bahkan Asyari mengatakan belum jelas apa alasan dari pihak rumah sakit tidak melakukan tindakan yang bisa menyelamatkan korban, korban hanya diberi obat-obatan rawat jalan, kata Asyari.
Belum lagi pernyataan yang mempertanyakan saya (Dedi Mulyadi) saat kehadiran saya berkunjung melayat jenazah Almarhum dirumah duka. Kehadiran saya dituding dengan pertanyaan ada motif apa dan tujuan apa ?
Saya melihat Asyari ini sungguh aneh, punya penyakit hati (su’uzon), dan justru ketaqwaan keimanannya inilah yang perlu dipertanyakan.
Juga rasa kemanusiaannya ini kemana ?, karena sebagai umat muslim kita diajarkan dididik untuk turut berbela sungkawa terhadap sebuah berita duka, apalagi ini menyangkut penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok anak muda, tentu ini menjadi panggilan hati dan perhatian serius bagi kita semua, jangan sampai hal ini dianggap biasa dan terjadi lagi dimasa-masa mendatang pada siapapun, ini sangat mengotori nama baik pemuda dikota Singkawang. Orang luar kota Singkawang akan mencemooh dan menganggap anak-anak muda Singkawang itu anarkis, brutal dan biadab. Ini yang tidak kita inginkan jika hal ini kita anggap biasa.
Karena itu kita bersama teman-teman datang kerumah duka dan melayat membacakan doa dihadapan jenazah Almarhum Sigit Aditya.
Anehnya hal semacam inipun dipermasalahkan oleh Asyari, ada apa dengan keimanan dan ketagwaan Asyari ini ?.
Kami nilai hal-hal yang disampaikan Asyari SH, MH ini sangat tidak manusiawi dan kekejaman bagi keluarga korban.
Sangat tidak mendidik bagi generasi dan anak-anak muda, apalagi dia sebagai seorang Pengacara di kota ini.
Bukannya dia ikut melayat dan mengantar korban ke liang kubur, malah kita yang melayat dan berbela sungkawa kepada korbanpun dipermasalahkan dan dipertanyakan oleh Asyari.
Kami juga ingin menjelaskan disini tentang permohonan pihak keluarga korban meninggal dunia kepada kami (BALA KOMANDO PEMUDA MELAYU), keluarga korban yang meninggal dunia itu meminta agar kami bersedia membantu dalam mengawal proses hukum ini, dengan rasa solidaritas, empati dan ikut berduka kami katakan kami bersedia membantu dalam proses hukum ini, kebetulan selama ini hubungan kami BALA KOMANDO dengan POLRES Singkawang baik-baik saja dan saling bersinergi, sehingga ada kemudahan bagi kami dalam berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dalam menanyakan perkembangan terhadap masalah ini.
Perlu diingat bahwa kami ini diminta, bahkan dihadapan Jenazah yang terbaring, perlu dipertegas bahwa bukan kami yang meminta atau menyodorkan diri, jadi haruskah kami menolak ?
Apalagi ini harapan dari orang-orang yang sedang berduka. Karena itu jika ada pihak-pihak yang coba membuat gaduh masalah ini maka itu perlu dipertanyakan, motivasi nya apa ? dan tujuannya apa ?
Seperti hal nya sikap Asyari itu perlu kita pertanyakan ? Di mana rasa kemanusiaan nya ?
Harapan kami kepada Asyari yang mengaku mendapat kuasa sebagai Penasehat Hukum para Tersangka itu harusnya dia melakukan pendekatan kepada keluarga koban, bukan sebaliknya membuat pernyataan dan pertanyaan yang seolah menyalahkan, menyudutkan keluarga korban, menyalahkan pihak-pihak lain seperti pihak Rumah Sakit, mempermasalahkan Pihak Keluarga Korban, juga menyerang kami BALA KOMANDO PEMUDA MELAYU, serta berusaha membenturkan saya dengan Pihak Kepolisian dan membenturkan kami dengan Pihak Tersangka, terindikasi memfitnah saya dengan mengatakan saya menuntut pasal hukuman mati kepada para Tersangka Pelaku penganiayaan tersebut. Inikan cerita mengada-ada, fitnah terhadap saya.
Apakah saya pernah berkata demikian ?
Juga apakah saya pernah mempertanyakan kerja Kepolisian (POLRES Singkawang) terhadap kasus ini ? seperti yang dituduhkan Asyari kepada saya.
Malah sebaliknya saya justru mengajak seluruh masyarakat untuk menyerahkan dan mempercayakan masalah kasus dan proses hukum ini kepada Pihak Kepolisian, bahkan saya menghimbau pihak-pihak keluarga dan kerabat untuk tidak melakukan tindakan anarkis apapun terhadap para Tersangka.
Kami melihat ada dugaan upaya Asyari melakukan pembangunan opini dan propaganda untuk mengadu domba antara kami (BALA KOMANDO) dengan Pihak POLRES dan antara saya dengan Pihak Tersangka Pelaku Penganiyaan.
Asyari mengarang cerita dan membangun opini dengan tujuan membenturkan saya dengan Pihak-Pihak tersebut. Entah apa tujuan Asyari ini ? Ini sangat berbahaya kalau tidak ditanggapi dan dijelaskan.
Asyari ini mengarang cerita, membangun opini untuk menyerang saya, tujuannya jelas pembunuhan karakter pribadi saya terhadap para pihak dan orang-orang (Assasination Charracter).
Terbukti dari beberapa pernyataan Asyari itu baik dimedia online maupun lewat video yang beredar di masyarakat.
Sedikitpun Asyari ini tidak mempunyai rasa kemanusiaan, bukan nya mewakili pihak pelaku untuk meminta maaf kepada keluarga korban, malah sebaliknya membuat pernyataan, pertanyaan dan indikasi menyerang orang-orang dan pihak lainnya.
Kalau sikap Asyari,SH, MH selalu seperti ini maka akan sangat merugikan Klien atau Para Tersangka Pelaku Penganiayaan tersebut, masyarakat akan semakin benci dan tidak simpati.
Kami menyarankan kepada pihak Para Tersangka agar mempertimbangkan ulang untuk memakai Asyari sebagai Penasehat Hukum mereka, ini akan merugikan para Tersangka, kalau sikap-sikap seperti Asyari ini jangankan untuk mendapat keringanan hukum maka sebaliknya Para Tersangka akan mendapat hukuman yang jauh lebih berat nantinya.
Orang seperti Asyari ini perlu dipertanyakan mental dan kejiwaannya, karena bagi kami kalau orang bijak dan seorang muslim maka dia akan paham bahwa kita disunahkan untuk mendatangi rumah duka untuk mengantar Almarhum dengan doa. Sebaliknya Asyari ini malah menyalahkan orang-orang yang melayat dan mendatangi rumah duka, dan seolah-olah menpermasalahkan orang-orang yang melayat dan mengantar doa untuk korban Penganiayaan yang dilakukan oleh para klien nya itu.
Sungguh aneh dan tidak mempunyai rasa kemanusiaan sedikitpun.
Pantaskah seorang pengacara berprilaku seperti ini ?
Bicaranya ini hanya mencari sensasi saja, dia tidak memikirkan nasib klien-kliennya (Para Tersangka) yang sedang ditahan di Polres sana.
Seolah dia Pengacara yang paling benar dalam ucapannya membangun opini dan mempertanyakan orang-orang.
Jadi kita ingin bertanya tentang dia ini :
APAKAH SEORANG PENGACARA, ATAU TUKANG FITNAH ATAU PROVOKATOR ?
Sempat juga Asyari ini mempertanyakan Legalitas dari BALA KOMANDO, lucu sekali dia (Asyari) ini apakah paham atau tidak terhadap Undang-Undang tentang berserikat dan berkumpul ?
Dengan dia menanyakan Legalitas tentang BALA KOMANDO maka kami nilai Asyari ini gagal dan tidak paham dalam menafsirkan produk hukum dan perundang-undangan.
Sekelas Pengacara dengan basic pendidikan S2 nya harusnya dia paham produk hukum dan menafsirkannya.
Jelas terlihat bahwa wawasan hukumnya tidak luas dan gagal paham, jadi wajar jika kita meragukan S1 dan S2 nya ini, menafsirkan UU dan Peraturan saja dia gagal paham.
Selanjutnya kita prihatin dalam masalah ini, bukannya dia (Asyari) mengadakan hubungan pendekatan dan meraih simpati atas kasus hukum klien-klien yang ditanganinya ini, malah dia diduga menyerang orang-orang, indikasinya menyalahkan Pihak Rumah sakit Abdul Azis, dugaannya menyalahkan pihak kelurga korban yang datang ke Polres, dan indikasi membenturkan saya dengan pihak kepolisian juga antara saya dengan pihak Tesangka dengan fitnah dan opini yg dibangun yang disampaikannya dalam video pernyataan dibeberapa media beberapa hari yang lalu, akhirnya orang-orang semakin tidak simpati dengan para Tersangka Penganiayaan itu dengan sikap Penasehat Hukum (Asyari,SH,MH) seperti ini.
Biasanya orang-orang seperti ini bisa saja mengalami DISABILITAS PSIKOSOSIAL, yang menurut dunia kedokteran bahwa secara psikologis mempunyai gangguan mental/emosi dan gangguan proses berpikir dalam interaksi dan hubungan sosialnya.
Sebenarnya kita prihatin terhadap dia, namun dia nya saja yang tidak tau diri akan kekurangannya.
(Sumber; Long Hendra Sodara Keadilan Hak Jawab: DEDI MULYADI atas pernyataan Asyari, SH,MH.)