Pangkalpinangpost.com
Bangka – Penemuan mayat wanita tragis di Desa Riding Panjang, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, ketika seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) bernama Zubaidah (55) ditemukan tewas dalam sumur.
Evakuasi korban yang melibatkan anggota Basarnas Bangka Belitung, BPBD Bangka, dan Polsek Merawang memperlihatkan dramatisnya upaya penyelamatan di dalam sumur dengan kedalaman mencapai 7 meter, Senin (27/11/2023).
Kasubsie Operasi Basarnas Bangka Belitung, Danu Wahyudi, menjelaskan bahwa pihaknya mendapat laporan tentang warga yang terjatuh ke dalam sumur. Saat evakuasi, mereka menemukan tubuh Zubaidah yang sudah tak bernyawa di dalam sumur tersebut.
“Kita mendapatkan laporan adanya warga yang terjatuh di sumur saat kita evakuasi korban sudah tak bernyawa didalam sumur yang memilki kedalaman sekitar l 7 meter,” ungkap Danu Wahyudi Kasubsie Operasi Basarnas Bangka Belitung.
Kronologis kejadian bermula ketika seorang langganan ayam milik Zubaidah datang untuk bertransaksi. Namun, ketika tak mendapat respons dari dalam rumah, ia mulai mencari keberadaan Zubaidah. Saat curiga melihat barang-barang di sekitar sumur, ia melihat tubuh tak bergerak di dalamnya. Informasi segera menyebar, dan warga segera memberitahu aparat setempat.
Evakuasi dilakukan dengan hati-hati oleh anggota Basarnas yang turun ke dalam sumur dengan peralatan khusus, mengantisipasi kemungkinan korban masih hidup. Namun, upaya penyelamatan tersebut tidak mampu membawa kembali nyawa Zubaidah.
Jenazahnya akhirnya berhasil dievakuasi, menambah suasana duka di tengah-tengah masyarakat setempat.
Iptu Teguh Widodo, Kapolsek Merawang, dalam keterangannya menyampaikan bahwa pemeriksaan luar tubuh oleh tim dokter dan Unit Identifikasi mengungkapkan adanya luka di bagian kepala.
Luka tersebut diduga akibat benturan saat jatuh ke dalam sumur. Meskipun tidak ditemukan tanda-tanda tindak pidana dalam kejadian ini, pihak keluarga menolak membuat laporan polisi dan menolak melakukan tindakan otopsi terhadap jenazah Zubaidah.
“Pihak keluarga korban telah mengiklaskan dan memilih untuk mensemayamkan. Menolak membuat laporan dan menolak dilakukan tindakan otopsi kepasa korban,” ungkap Iptu Teguh Widodo.
Masyarakat setempat menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian tragis ini. Evakuasi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Basarnas, BPBD, dan Polsek, menunjukkan solidaritas dan tanggung jawab bersama dalam menghadapi situasi darurat seperti ini.
Meskipun berakhir dengan duka, upaya penyelamatan tersebut menegaskan pentingnya koordinasi antarlembaga untuk memberikan respons yang cepat dan efisien dalam situasi darurat.
(Sumber : Bangka Pos, Editor : KBO Babel).
(Akhi).