Pangkalpinangpost.com,PANGKALPINANG-Kepulauan Bangka Belitung, terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan sumber daya mineralnya, kini berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, penambangan timah yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal, di sisi lain, kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati yang terancam. Di tengah persaingan ini, ikan lokal yang merupakan bagian integral dari ekosistem perairan tawar, menghadapi risiko kepunahan. Senin (13/5/2024)
Dr. David Oktaviandi, S.P., M.T. selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pangkalpinang mengatakan, penambangan timah di Bangka Belitung telah berlangsung selama berabad-abad, namun dampaknya terhadap lingkungan semakin terasa. Erosi, sedimentasi, dan polusi kimia telah merusak habitat ikan, mengancam keberlangsungan spesies endemik. “Studi kasus menunjukkan bahwa spesies seperti ikan belida dan tawes mengalami penurunan populasi yang signifikan. Masyarakat dan pemerintah setempat telah mulai menyadari pentingnya mengambil langkah-langkah masif untuk mengatasi masalah ini”, ujarnya.
*Strategi Pelestarian Ikan Lokal
Ditemui dikantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pangkalpinang, Dr. David Oktaviandi, S.P., M.T., menjelaskan bahwa strategi pelestarian yang diadopsi meliputi domestikasi ikan endemik, pembentukan cagar perikanan, dan regulasi penangkapan ikan. “Program domestikasi yang harus dilakukan bertujuan untuk mengurangi tekanan terhadap populasi liar, sementara cagar perikanan memberikan ‘ruang napas’ bagi ekosistem untuk memulihkan diri”, kata David. “Regulasi penangkapan ikan yang ketat diperlukan untuk menjaga keseimbangan ekologis dan mencegah eksploitasi berlebihan”, tambahnya.
*Peran Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pangkalpinang telah menjadi pionir dalam upaya pelestarian ikan lokal. Melalui program edukasi dan kesadaran, DKP berusaha meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Dukungan terhadap nelayan tradisional dan budidaya ikan air tawar juga menjadi fokus, dengan tujuan untuk menciptakan mata pencaharian yang berkelanjutan.
Kolaborasi antara pemerintah, perusahaan pertambangan, LSM, Media dan masyarakat setempat telah membentuk fondasi yang kuat untuk pelestarian ikan lokal. Sinergi serta kemitraan juga dibangun bersama Komunitas Tanggokers Babel dan Universitas Bangka Belitung yang telah menghasilkan program-program yang tidak hanya mendukung pelestarian ikan lokal yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
*Tantangan dan Masa Depan Pelestarian Ikan Lokal
Meskipun banyak kemajuan yang telah dicapai, masih ada hambatan yang harus diatasi. Kebijakan dan regulasi yang ada terkadang belum cukup mendukung upaya pelestarian. Namun, dengan komitmen dan kerja sama yang terus menerus, visi untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan keanekaragaman hayati di Bangka Belitung tetap menjadi tujuan yang dapat dicapai.
“Pelestarian ikan lokal kita yang ada di Bangka Belitung bukan hanya tentang melindungi spesies tertentu, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan ekosistem, memastikan keberlanjutan sumber daya alam, dan memelihara warisan budaya. Ini adalah tanggung jawab kita bersama yang membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak”, pungkas David.
(Munk/KBO Tim)
(Editor: Gust11rawan)