PANGKALPINANGPOST.COM Jawa Tengah – Pemalang akan memiliki tambak udang vaname terintegrasi seluas 260 ha, tepatnya di Desa Pesantren, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Hal ini merupakan hasil kerjasama PTPN IX dan Foss Group dan dari keduanya itu akan menampung pekerja tambak lebih dari 2000 orang.
Uniknya lagi, 70% dari total pekerja nantiny akan diisi oleh notabene anak yatim piatu dan santri yang akan dididik secara khusus dengan sebutan “Menejemen Berkah”.
Hal ini disampaikan Afo Lim dari Foss Group kepada media. Perlu diketahui, dua hari sebelumnya, pada Minggu (03/10/2021), Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarta melakukan ground breaking pembangunan tambak udang vaname terintegrasi yang juga dihadiri antara lain, Wakil Ketua MPR RI H. Arsul Sani, Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo, Wakil Bupati Pemalang Mansur Hidayat serta Forkompinda Kabupaten Pemalang.
Menurut Afo Lim, 260 ha tersebut akan dikembangkan Dengan Teknologi Tinggi Terbaru, nanti akan diterapkan 3 system, yg pertama kita akan menggunakan system Bioflok dgn tebar padat 1m² tebar 3000 Ekor Benur, Dan yg kedua Supra intensif semua ini yg disebut Semi Bioflok dengan Tebar Padat 1m² 1000 benur, dan Yg ketiga intensif yg disebut penggabungan Tradsional Dan Teknologi Baru dgn tebar padat 1m² tebar 300 ekor benur, ini Pertama Di Indonesia.
Dan total keseluruhan 260 ha terdiri dari 750 kolam budidaya, pengendapan (waduk) seluas 35 ha yang akan memberi kesempatan kepada warga sekitar untuk ikut budi daya,dan hasil Dari pembuangan limbah atau disebut (IPAL) sebesar 30 ha, dari IPAL tersebut kita fungsikan untuk Budidaya ikan bandeng dan ikan nila yg nantinya akan Diberikan Kepada Masyarakat , serta 2 ha untuk pembangunan pesantren dan diklat keahlian pertambakan.
“Dalam kawasan tambak integrasi ini akan dilakukan segala kegiatan dari hulu hingga hilir termasuk di dalamnya pembibitan benur, pakan, cold storage dan juga jeti untuk langsung ekspor,” ujar Afo, pria asal Bangka ini.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Afo bahwa dicetuskannya tambak udang terintegrasi ini setelah Foss Group melakukan studi perbandingan ke perbagai negara yang telah berhasil melakukan pembangunan tambak udang seperti China,india, Thailand, dan Vietnam. Hasil dari studi banding itu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki prospek cerah untuk tambak udang ini.
Dalam sambutannya Suharso Monoarta menjelaskan bahwa tambak terintegrasi ini harus dikelola dengan baik dan eksekusinya yang tepat. Tambak ini akan memproduksi ribuan ton udang yang artinya akan memiliki prospek cerah naiknya devisa negara melalui ekspor udang. Oleh karena itu, kepada pengelola, 1Suharso menegaskan untuk melakukan kordinasi dengan pemerintah pusat terkait akses masuk ke kawasan terintegrasi ini. Kordinasi ke pusat juga penting agar pengelola dan pemerintah daerah tidak mengambil kebijakan yang keliru.
Menurut Foss Group AFO , pengelolaan kawasan tambak terintegrasi ini benar – benar memperhatikan segala dampak akibat pengelolaan udang vaname termasuk berkenaan kebutuhan air laut. Pemenuhan kebutuhan air laut akan dilakukan dengan cara melakukan penormalan Kanalasisa dan Pengendapan yg terurai Sebesar 35 ha, Dan pembuangan IPAL sebesar 30 ha yg dalam, Ipal tersebut akan kami budidayakan ikan Bandeng Dan Nila, yang dimana akan juga diberikan kepada masyarakat.
Afo Lim juga mengapresiasi kunjungan tersebut, menurut dia, dapat memunculkan dorongan yang kuat untuk terealisasinya pengelolaan tambak udang sebagaimana diharapkan.
Apabila lahan tambak tersebut bisa terlaksana sampai 260 Ha dalam waktu dekat maka akan menjadi tambak udang Vaname terbesar di Indonesia,” sebut Afo dalam keterangan persnya kepada media.
Tidak hanya menjadi yang terbesar, Afo juga memperkirakan, Indonesia ke depan akan menjadi tuan rumah perikanan apabila tambak tersebut kita kelola dengan benar.
“Bahkan bisa menjadi tuan rumah perikanan tepatnya udang Vaname di kota Pemalang,” ujar Afo,
Ia pun berharap, pengelolaan tambak tersebut nantinya benar-benar dapat perhatian khusus dan dilakukan monev berkala oleh pemerintah pusat, agar rencana dan realisasi berjalan lancar.
“Harus secara berkala dipantau, dimonev agar apa yang diharapkan tercapai. Ini harus sinergi antara pengelola, pemerintah daerah dan pusat. Harapannya besar tidak hanya lokal dan regional tetapi nasional dan internasional,” pungkas Afo.
Sebelumnya, selain Menteri, Wakil Ketua MPR RI, H. Arsul Sani, S.H., M.Si. menegaskan bahwa kunjungan Menteri bertujuan untuk meninjau langsung lokasi tambak tersebut. Menurutnya, Menteri meninjau langsung kawasan itu karena dia tidak ingin hanya sekedar menerima laporan dari orang sekitarnya agar dalam mengambil keputusan dan kebijakannya tidak keliru.(*)