M. Rafik Perkasa Alamsyah: Hasil Munas Partai Golkar 2019 Terkait Pencapresan Harus Dianulir

PANGKALPINANGPOST.COM (Jakarta) – || Usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pesan agar memilih calon pemimpin negara jangan sembarangan, saat sambutan acara HUT ke-58 Partai Golkar. Dimana Jokowi menganalogikan pemilihan presiden dan wakil presiden seperti sebuah perusahaan airlines memilih pilot dan co-pilot.

Pidato Jokowi di HUT Partai Golkar ini mendapatkan respon dari Ketua Umum Relawan Aliansi Masyarakat untuk Nawacita (Al Maun), M. Rafik Perkasa Alamsyah, Minggu (23/10/2022) di Jakarta. Kata Rafik sebagai seorang negarawan Presiden Jokowi menyampaikan pesan agar sikap Golkar pada Pilpres 2024 partai Golkar dalam mengusung calon agar tidak sembrono memilih calon Presiden.

“Bapak Presiden Jokowi mengibaratkan seorang Presiden RI seperti pilot dan co pilot yang bertanggung jawab atas keselamatan penumpang. Untuk Pilot Presiden Republik Indonesia membawa penumpangnya ada sekitar 270 juta. Jadi pesannya Golkar lebih selektif dalam memimpin,” ujar Rafik sapaan akrabnya.

Menurut Rafik dari gestur dan mimik Jokowi dalam berpidato sebagai kader Golkar menyiratkan agar Partai Golkar perlu ber hati-hati. dan tidak sembrono dalam menentukan capres 2024. Dalam pemikiran kader muda Partai Golkar ini, tidak mungkin Jokowi tidak mengetahui hasil keputusan rekomendasi Munas Golkar 2019 terkait pencapresan.

“Pidato sambutan tersebut menunjukkan gestur dan mimik Pak Jokowi, bahwa Partai Golkar sulit  mencari chemistry dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Apalagi dalam keputusan rekomendasi Munas 2019 Partai Golkar sudah menetapkan Airlangga Hartarto sebagai capres,” terangnya.

Rafik khawatir traumatik Golkar di 2014 dalam kontestasi pilpres, ketika menetapkan Aburizal Bakrie (ARB) elektoral-nya tidak mendukung, sehingga akhirnya posisi wapres pun partai lain. Tentu dengan tidak diliriknya kader Golkar akhir-nya berpengaruh besar kepada capaian hasil Golkar pada Pileg 2014 lalu.

“Jika kondisi Partai Golkar dibawah Airlangga Hartarto saat ini sama dengan periode Aburizal Bakrie tentu merugikan Partai Golkar. Tentu kondisi seperti itu sangat menyedihkan, karena merugikan Partai Golkar,” ucap Rafik.

Karena itu lanjut Rafik, intuisi politik dirinya menafsirkan pidato Presiden Jokowi, terkait dengan orang terbaik ada di sosok Ganjar Pranowo. Sinyal dari Jokowi kepada Partai Golkar harus menentukan lebih agar tidak gagal lagi.

“Presiden Jokowi berharap Partai Golkar menangkap sinyal bahwa, Partai Golkar harus melanjutkan program nawacita. Untuk itu saya meminta agar Keputusan Munas 2019 Airlangga Hartarto sebagai Capres untuk ditinjau ulang kembali, agar selaras dengan harapan pemerintah,” jelas politisi muda Partai Golkar ini.

Terakhir kata Rafik, partai beringin harus mampu menuju transformasi Indonesia Emas 2045, sehingga terus berkembang secara sinergis dalam kekuasaan. Partai Golkar harus menjadi pemenang dalam Pileg dan Pilpres 2024.

“Partai Golkar harus terus maju dan meraih kemenangan tidak menjadi satu digit dalam pileg 2024. Harus bisa terus berkembang menuju juara pada Pileg 2024 dan yang tepat calonnya Presiden-nya adalah Ganjar Pranowo,” pungkasnya.

Jokowi: Partai Golkar Jangan  Sembrono Memilih Pemimpin Negara

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan dalam acara HUT ke-58 Partai Golkar. Jokowi pun memberikan sejumlah pesan kepada para kader Golkar, termasuk soal memilih calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pilpres 2024.

Jokowi menganalogikan pemilihan presiden dan wakil presiden itu seperti sebuah perusahaan airlines memilih pilot dan co-pilot. Oleh sebab itu, Jokowi meminta dalam memilih calon pemimpin negara ini tidak boleh sembarangan.

“Jangan sembarangan menentukan calon pilot dan co-pilot yang akan dipilih oleh rakyat. Juga jangan sembarangan memilih calon presiden dan wakil presiden, tapi juga saya titip pesen jangan terlalu lama-lama,” kata Jokowi dalam pidatonya di acara HUT ke-58 Golkar digelar di Hall C, Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2022) dilansir dari detik.com.

Jokowi juga bicara kondisi dunia yang saat ini sedang serba sulit. Dia pun berpesan agar pemimpin yang harus dipilih ke depan adalah sosok yang memiliki jam terbang tinggi.

“Karena sekali lagi dalam pembangunan sebuah negara penting sekali yang namanya stabilitas politik. Kita juga butuh stabilitas keamanan apalagi dalam situasi dunia yang sangat sulit, sulit dihitung, sulit dikalkulasi, sulit diprediksi,” ucapnya.

Berikut ini pernyataan lengkap Jokowi:

Saya mau berbicara banyak sebetulnya bawa tulisan sebanyak ini, tetapi semuanya sudah diborong semuanya oleh pak ketua umum Golkar tadi, bener ini serius. Pak Airlangga sudah menerangkan dari a sampai z, terus saya mau ngomong apa lagi. Tapi yang pertama-tama saya ingin menyampaikan ucapan selamat ulang tahun yang ke 58 kepada seluruh keluarga besar Partai Golkar.

Bapak ibu sekalian yang saya hormati, Golkar sebagai partai yang sudah matang, punya pengalaman malang melintang sudah 58 tahun. Ini pengaman yang sangat panjang, banyak makan asam garam dan perpolitikan Indonesia. Oleh sebab itu, saya yakin, saya yakin, Golkar akan dengan cermat, akan dengan teliti, akan dengan hati-hati, tidak sembrono dalam mendeklarasikan calon presiden dan wakil presiden 2024.

Meskipun tadi saya lihat sudah teriak semua Pak Airlangga Hartarto dan saya juga meyakini bahwa yang akan dipilih oleh Partai Golkar capres maupun cawapres ini adalah tokoh tokoh yang benar. Silakan terjemahkan sendiri.

Karena, Bapak/Ibu sekalian yang saya hormati, presiden itu seperti pilot, penumpangnya banyak sekali, seluruh rakyat Indonesia. Dan pilpres itu memilih pilot dan co-pilot. Ini yang tidak mudah sekarang ini. Jadi saya buka-buka di Nas Daily tentang pemilihan pilot. Ada perusahaan airlines ingin memilih pilot, ada dua calon.

Pilot yang pertama itu ngomong agar dia bisa terpilih, dia mengatakan saya akan patuhi hukum penerbangan internasional dan saya akan terbang di ketinggian 30.000 kaki, ini pilot pertama. Pilot kedua mengatakan semua calon penumpang akan saya dudukan di kelas bisnis semuanya dan seluruh penumpang akan saya berikan diskon tiketnya.

Bapak ibu akan tertarik yang mana? Kalau yang sekarang pasti akan tertarik yang nomor dua, karena semuanya disiapin kelas bisnis dan semua diberikan diskon tiket gratis. Yang milih nomer 2 itu hati-hati, karena pasti ini karena emosional dan kurang informasi dan seberulnya tawarannya tidak masuk akal. Sudah diberi kelas bisnis semuanya, kemudian tiketnya didiskon. Menarik sekali tapi tidak masuk akal.

Apa yang ingin saya simpulkan dari pemilihan pilot ini. Jangan sembarangan menentukan calon pilot dan co-pilot yang akan dipilih oleh rakyat. Juga jangan sembarangan memilih calon presiden dan wakil presiden. Tapi juga saya titip pesen, jangan terlalu lama-lama.

Saya denger denger dan saya melihat tiap hari itu Pak Airlangga Hartarto itu rangkulan terus dengan Pak Mardiono dari PPP dan Pak Zulkifli Hasan dari PAN. Jangan hanya rangkul-rangkulan terus, tapi saya meyakini sebentar lagi pasti akan segera menentukan, kita tunggu saja.

Buat saya dalam pembangunan sekarang ini, yang kita tahu dunia betul-betul sangat sulit saat ini, tahun depan akan lebih sulit lagi dan banyak yang menyampaikan akan gelap signifikan. Saya kira Bapak/Ibu juga sudah tahu bahwa sekarang yang sudah masuk ‘pasien’ IMF itu ada 14 negara sudah masuk jadi pasien dan 28 negara lagi sudah ‘ngantre’ di depan pintunya IMF. Diperkirakan akan muncul angka nanti 66 negara.

Oleh sebab itu betul-betul, pemimpin ke depan ini harus kita pilih yang memiliki jam terbang yang tinggi, salah satu yang saya lihat Bapak Airlangga Hartarto. Karena sekali lagi dalam pembangunan sebuah negara penting sekali yang namanya stabilitas politik.

Kita juga butuh stabilitas keamanan apalagi dalam situasi dunia yang sangat sulit, sulit dihitung, sulit dikalkulasi, sulit diprediksi. Saya rasa itu saja yang ingin saya sampaikan. Sekali lagi saya mengucapkan selamat ulang tahun ke-58, Dirgahayu Partai Golkar. (red)

Penulis: Syafrudin Budiman SIP 

HUT Partai Golkar Ke-58Pangkalpinangpost.comPartai GolkarPresiden RI
Comments (0)
Add Comment