PANGKALPINANGPOST.COM (PANGKALPINANG) — || Dua Praktisi hukum senior dan juga politisi senior Bangka Belitung, Dharma Sutomo dan Farid Effendi sepakat meniliai jika secara etika, Pj Gubernur Bangka Belitung, Suganda Pandapotan Pasaribu, tidak pantas dengan sejumlah kontroversi yang dibuatnya.
Dikatakan Momo (panggilan akrab Dharma Sutomo), secara etika, Suganda sudah tak bagus dipertahankan sebagai Pj Gubernur Babel.
“Berulang bikin gaduh, tak bagus secara etika. Kalau etikanya sudah tak bagus begini, apa harus dipaksa bertahan?,” tanya Momo, yang juga tokoh pendiri Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, usai mendamping penyerahan pernyataan sikap Forum Peduli Bangka Belitung terkait kegaduhan yang ditengarai oleh pernyataan kontroversial dan sikap serta kinerja Pj Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, ke DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (28/8/2023).
Ia juga menilai, cara yang dilakukan oleh Forum Peduli Babel untuk menyampaikan aspirasi terkait kegaduhan yang ditengarai oleh kontroversi dan sikap serta kinerja Pj Gubernur Suganda, sudah tepat dan benar.
“Yang dilakukan oleh forum ini sudah benar dan tepat. Pihak DPRD harus segera menyikapi aspirasi dan tuntutan masyarakat yang diwakilkan lewat forum ini,” kata Momo.
Menurut Momo, jauh sebelum Forum Peduli Babel menyuarakan aspirasi mereka ke DPRD, pihaknya melalui Forum Presidium Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sudah pernah menegur Pj Gubernur Suganda agar tak sembarangan mengeluarkan statemen dan menjaga etika serta sikap.
“Kami dari Forum Komunikasi Pejuang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, jauh-jauh hari sudah berkirim surat ke Pj Gubernur Suganda. Kami coba ingati dia agar menjaga lisan, sikap dan prilaku. Tapi ternyata tak dia indahkan. Kesalahan serupa berulang dilakukan,” ungkap Momo.
Sementara itu, praktisi hukum dan politisi senior Partai Golkar Bangka Belitung, Farid Effendi, juga mengatakan, kehadiran para tokoh pendiri Provinsi Kepulauan Babel dalam mendampingi Forum Peduli Babel untuk menyampaikan tuntutan dan desakan agar Pj Gubernur mundur, harus dihargai oleh semua pihak.
“Mereka (tokoh-tokoh tersebut) yang patut dihormati. Apa yang mereka lakukan tidak salah, karena mengadu ke tempat yang benar yakni DPRD,” ujar Farid saat dihubungi awak media ini via telepon.
Menurut Farid, seyogyanya dirinya juga akan hadir untuk mendampingi Forum Peduli Babel menyampaikan sikap ke DPRD Kepulauan Babel.
“Saya tadi juga mau hadir. Tapi ada miskomunikasi. Waktu saya telpon untuk minta dijemput, ternyata acara sudah dimulai,” jelasnya.
Lebih lanjut Farid mengatakan, ia selalu mengikuti isu gaduh terkait Pj Gubernur Suganda.
“Saya selalu ikuti, pernyataan-pernyataan beliau banyak yang menimbulkan pro dan kontra. Ini yang kemudian direspon oleh masyarakat sehingga menimbulkan kegaduhan. Tidak etis sebenarnya bikin kontroversi begitu. Orang Babel ini bukan orang bodoh, jadi saya pikir sah-sah saja jika kemudian ada yang bawa aspirasi ini ke dewan,” ungkap Farid.
Semestinya, lanjut Farid, sejak awal pihak DPRD Babel harus konsen dengan masalah ini dan tidak terkesan membiarkan.
“Kalau dari awal pihak DPRD merespon, saya kira masalahnya tak sebesar ini,” imbuhnya.
Farid juga menyarankan agar para tokoh pendiri Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk bersama-sama memetakan kembali persoaalan-persoalan dan kontroversi yang terkait dengan Pj Gubernur Suganda.
“Kita duduk bersama untuk memetakkan lagi persoalan-persoalannya, kontroversi yang dilakukan Pj Gubernur ini apa saja. Hasilnya kita bawa lagi ke dewan, kemudian dewan harus panggil Pj Gubernur untuk menjelaskan persoalan dan kontroversi yang sudah dia lakukan. Selagi dia tidak mau menjelaskan dan tak mau berubah, masalah ini tidak akan selesai,” tegas Farid. (Ichsan Mokoginta/KBO Babel)