PANGKALPINANGPOST.COM, (Babel) – || Bincang serius dalam suasana santai digelar oleh Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Sumatera Bagian Selatan pada Jum’at malam tanggal 29 Juli 2022 di Warunk Milenial Pangkalpinang.
Tak tanggung-tanggung, Achmad Ardianto selaku Direktur Utama PT. Timah tbk dan Fadillah Sabri,S.T.,M.Eng selaku rektor Universitas Muhammadiyah Bangka Bangka Belitung (Unmuh Babel) sekaligus ketua Forum Daerah Aliran Sungai (Fordas) Bangka Belitung didapuk sebagai narasumber pada acara Talk Show bertajuk Timah Menjadi Mineral Strategis: “Serius Nih …???”
Sejumlah masyarakat dari beragam elemen turut hadir untuk diskusi cerdas yang dipandu oleh Fauzan Azima dari Yayasan Bangka Belitung Kreatif ini memberi kesempatan kepada kedua pembicara untuk mengungkap tentang isu sosial yang selalu hangat untuk dibicarakan, yaitu persoalan timah sebagai sumber daya alam yang paling dicari oleh masyarakat.
Ahcmad Ardianto mengungkapkan bahwa timah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Bangka Belitung.
” Di tengah-tengah hal tersebut, kita menyaksikan ada PT.Timah tbk yang memiliki sejarah panjang dalam mengelola timah sebagai komoditas strategis sehingga harus dilakukan secara khusus. Namun seberjalannya waktu, timah tak lagi menjadi komoditas strategis. Hal ini ditandai dengan adanya hak bagi siapa saja untuk mengusahakan timah. Sayangnya ini malah membuka peluang untuk adanya ekspor timah secara ilegal yang menyebabkan negara mengalami kerugian. Oleh karena itu, pada tahun 2003 ekspor biji timah pun dilarang,” ungkap Achmad dengan gaya bicara yang santai.
” Pemerintah harus bisa memastikan bahwa penambangan,pengolahan, peleburan dan penjualan itu semua menjadi satu sistem yang bisa dimaksimalkan. Caranya yaitu dengan menciptakan ekosistem yang sesuai dengan keinginan masyarakat Bangka Belitung dan pengusaha. Yang pertama usaha penambangan yang dilakukan oleh masyarakat dapat beroperasi secara legal dan mendapatkan bimbingan sehingga bisa hidup sejahtera. Yang kedua, PT. Timah tbk dapat memaksimalkan kapasitas smelternya sehingga bisa menghindari adanya disefesiensi.Yang ketiga Smelter-smelter mempunyai hak untuk mengolah biji dan yang keempat pemerintah bisa mendapatkan pajak yang maksimum. Itulah kondisi ideal yang kuta harapkan,” pungkas Achmad diakhir sesinya.
Sementara itu, Fadillah Sabri mengangkat sisi penyelamatan lingkungan khususnya dampak yang dirasakan pada daerah alirna sungai.
“Kondisi kita saat ini sudah kritis. Perlu dilakukan upaya-upaya penyelamatan lingkungan. Mau tak mau kita harus mengakui bahwa timah masih menjadi sesuatu yang penting bagi masyarakat Bangka Belitung,” buka Fadillah pada sesinya.
“Sesuatu yang dikatakan strategis adalah apabila ia memiliki dampak yang besar dan berjangka panjang. Diakui bahwa Pulau Bangka ini memiliki kandungan timah yang besar tinggal mau atau tidak kita memanfaatkannya sedemikian rupa. Oleh karena itu sangat dibutuhkan adanya aturan yang berkesesuaian dengan cita-cita luhur pendiri republik ini yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa,” ungkap pria yang akrab disapa Ustadz Fadil ini.
“Dari empat hal yang sudah disampaikan oleh Pak Dirut tadi, saya ingin menambahkan satu hal lagi yaitu menjaga lingkungan agar tetap lestari,” tutupnya diakhir sesi.
Beberapa peserta tampak mengajukan pertanyaan yang menjadi bahan diskusi pada acara talkshow ini. Suasana santai dalam bincang dengan tema yang cukup serius ini ditutup dengan sesi foto bersama yang penuh keakraban.
(Sumber : Desri-KBO Babel)
(Publishare : Jeff)