Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa Pencapaian Para Prajuritnya Selama Dalam Operasi
pangkalpinangpost.Jakarta – Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa membeberkan capaian para prajuritnya selama menjabat pimpinan di Kodam XVIII/Kasuari, Trikora, Arfai 1, Manokwari, Papua Barat. Dia menyebut sejumlah capaian seperti mengamankan 15 senjata api hingga menangkap sejumlah daftar pencarian orang (DPO).
Hal tersebut disampaikan I Nyoman Cantiasa saat konferensi pers di aula Kodam XVIII/Kasuari, Trikora, Arfai 1, Manokwari, Papua Barat, Jumat (28/1/2022). Salah satu yang dibanggakan olehnya adalah berhasil mengamankan 15 pucuk senjata di antaranya 6 pucuk Mauser, 1 pucuk AR-15, 1 pucuk SA VZ 61 Scorpion, 1 pucuk laras panjang rakitan, 4 pucuk pistol revolver, 1 pucuk pistil Baikal Makarov, dan 403 butir munisi berbagai kaliber.
Para prajurit Kodam XVIII/Kasuari adalah orang-orang hebat, prajurit yang hebat adalah prajurit yang lahir dari situasi terjelek, terburuk namun mampu mengelola potensi yang ada di wilayah dengan membuat karya-karya terbaiknya sehingga mencapai prestasi,” katanya
Jenderal bintang dua tersebut juga menyampaikan pencapaian terkait penangkapan DPO pascainsiden penyerangan Pos Ramil Kisor yang dilakukan bersama pihak Kepolisian. Dia menyebut pihaknya berhasil menangkap tujuh orang yang saat ini sedang disidangkan di PN Makassar.
“Ada beberapa DPO yang sudah kita tangkap, untuk itu saya mengimbau kepada yang lain yang masih berkeliaran, mari saudara-saudaraku semuanya untuk segera kita bisa tenang membangun di tanah Papua ini. Kalau memang ini sudah kejadian dan memang merasa bersalah segera menghadap ke aparat keamanan untuk menyerahkan diri dan bertanggung jawab,” ucapnya
Lebih lanjut, terkait dengan pengungsi pasca-penyerangan, dia menyebut pihaknya bersama aparat kepolisian, Komnas HAM, Forkopimda telah memberikan bantuan kepada para pengungsi yang berada di pengungsian. Sejumlah materi-materi trauma healing dan pembekalan agar bisa kembali seperti semula juga diberikan.
“Kodam XVIII/Kasuari menjamin situasi keamanan, kami sudah melaksanakan tiga kali pengembalian pengungsi tahap pertama 70 orang, kedua 250 orang yang ketiga menjelang Natal ada 135 orang.
Saya berharap banyak rekan-rekan dan para pelaku-pelaku ini harus bertanggung jawab, berani berbuat harus berani bertanggung jawab,” ujarnya.
Dia menjelaskan, Kodam XVIII/Kasuari bersama Polda Papua Barat juga telah melakukan penangkapan terhadap tokoh TPN-PB Pieter Manggaprow pada 3 Desember 2021. Yang bersangkutan berencana akan memasok munisi, HT dan perlengkapan lainnya ke KST di Maybrat.
“Kita juga melakukan dialog di antaranya adalah para-para adat, yang perlu kita ambil salah satu dari audiens yang hadir pada saat itu yaitu mantan tokoh aktivis OPM. Beliau dulunya adalah seorang yang memperjuangkan Papua merdeka sampai di tingkat sidang umum PBB, namun dari hasil sidang PBB di sana bahwa menyampaikan Papua adalah bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya
Untuk itu kepada rekan-rekan semuanya saudara-saudara kita yang masih berseberangan yang masih memperjuangkan Papua Merdeka ini mari kita hentikan. Untuk itu jangan buang-buang energi, mari kita segera membangun karena begitu banyak peluang kesempatan kita sebagai warga Papua, saya menghimbau karena kita ini bersaudara,” lanjut dia.
Dia juga menyesalkan penyerangan oleh kelompok separatis teroris (KST) yang terjadi kemarin sehingga menyebabkan prajurit TNI yang menjadi korban. Dia berpesan agar semua pihak bersatu padu membangun tanah Papua
“Sekali lagi dalam kesempatan ini saya berharap mari kita segera bangun tanah Papua, saya titip kepada seluruh masyarakat Papua Barat,” tuturnya
“Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat, mari kita bersatu membangun Papua Barat untuk masyarakat, anak cucu kita, karena kita tidak bisa membangun sendiri membangun tanah Papua ini, kita butuh kerjasama karena merawat Papua ini sama dengan merawat Indonesia,” ujarnya.
Dia mengimbau agar kelompok yang masih berseberangan dan masih termakan isu mimpi-mimpi Papua merdeka untuk berhenti. Dia menegaskan secara de facto dan de jure Papua merupakan bagian dari NKRI.
“Perhatian negara terhadap Papua saat ini juga luar biasa pembangunan tidak hanya Jawa-sentris atau mungkin di luar Papua tidak saat ini sudah Indonesia-sentris,” tutupnya. (*)