“Robert Bono susatya: Sosok Sentral dalam Skandal Korupsi PT. Timah yang Mengguncang Negeri ‘
PangkalpinangPost.com- Jakarta – Kasus korupsi PT. Timah Tbk yang melibatkan periode 2015 hingga 2022 telah menarik perhatian luas, terutama dengan pengumuman baru-baru ini tentang 16 tersangka, termasuk tokoh-tokoh terkenal seperti Helena Lim dan Harvey Moeis. Di tengah pengungkapan tersebut, Robert Bonosusatya, juga dikenal sebagai RBT atau RBS, muncul sebagai figur yang signifikan karena keterkaitannya di masa lalu dan keterlibatannya dalam kasus tersebut. Mari kita telusuri lebih jauh jejak Robert Bonosusatya dan peran yang diduga dilakukannya dalam skandal korupsi tersebut. Senin (1/4/2024).
Robert Bonosusatya pertama kali mencuat dalam sorotan publik dalam sebuah insiden kontroversial yang melibatkan kandidatur Jenderal Polisi (Purn.)
Budi Gunawan untuk Kepala Kepolisian Negara pada Januari 2015. Dokumen dari Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian Negara Republik Indonesia mengungkapkan transaksi mencurigakan senilai Rp 57 miliar dalam rekening yang terkait dengan Robert.
Investigasi lebih lanjut mengungkap keterlibatannya sebagai penjamin untuk pinjaman yang disalurkan oleh Pacific Blue International Limited kepada Muhammad Herviano Widyatama, putra dari Budi Gunawan, sebesar Rp 57 miliar.
Saat bertemu dengan Budi dan Herviano, Robert didampingi oleh Lo Stefanus, pemilik jaringan toko berlian Frank and Co dan PT Mitra Abadi Berkatindo, perusahaan pertambangan timah.
Mereka membahas rencana pinjaman untuk bisnis pertambangan timah dan perhotelan yang diinisiasi oleh Budi, Herviano, dan Stefanus. Herviano mengakui meminta bantuan Robert untuk mendapatkan pinjaman karena modal terbatas untuk usaha bisnisnya.
Setelah menghilang dari sorotan publik, Robert Bonosusatya kembali muncul ketika mengakui bahwa PT Jasuindo berhasil memenangkan tender dengan Korps Lalu Lintas Polri.
Dia mengklaim perusahaannya terlibat dalam proyek-proyek yang melibatkan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB), surat tanda nomor kendaraan (STNK), dan surat izin mengemudi (SIM).
Namun, dia menolak memberikan jadwal proyek yang spesifik, mengarahkan pertanyaan kepada direktur perusahaannya.
Selain itu, Robert Bonosusatya juga memiliki keterkaitan dengan PT Refined Bangka Tin (RBT), mitra utama PT Timah Tbk.
Perusahaan ini menghentikan operasinya setelah digeledah oleh penyidik dari Kejaksaan Agung pada Desember 2023. Robert sendiri menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung sebagai saksi dalam kasus korupsi yang diduga merugikan negara sebesar Rp 271 triliun.
Peran Robert Bonosusatya dalam berbagai transaksi dan proyek yang terkait dengan individu yang terlibat dalam tuduhan korupsi telah menarik perhatian.
Asosiasinya dengan tokoh-tokoh terkemuka dan perusahaan-perusahaan besar membuatnya menjadi titik fokus dalam investigasi.
Namun, meskipun kehadirannya menonjol dalam konteks terkait kasus korupsi, Robert Bonosusatya belum secara langsung dijadikan tersangka.
Dia terus menjalani pemeriksaan sebagai saksi, dan proses hukum terhadapnya masih berlanjut.
Keterlibatannya dalam proyek-proyek dan transaksi yang sedang diselidiki menjadi aspek penting dalam upaya mengungkap kebenaran dalam kasus ini.
Tuduhan korupsi terhadap PT Timah Tbk telah menarik perhatian karena besarnya kerugian yang diduga, mencapai Rp 271 triliun.
Keterlibatan berbagai individu dari latar belakang dan profesi yang beragam menambah kompleksitas dalam penanganan kasus ini.
Namun, dengan upaya bersama dari lembaga penegak hukum, harapannya adalah kebenaran akan terungkap, dan para pelaku korupsi akan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.
Dengan demikian, peran Robert Bonosusatya dalam kasus ini menjadi salah satu fokus penting dalam upaya penyelidikan korupsi secara menyeluruh.
Keterlibatannya dalam berbagai transaksi dan proyek, serta hubungannya dengan tokoh-tokoh terkemuka, menjadi krusial dalam memahami jaringan korupsi yang mungkin telah merugikan negara dalam skala besar.Dikutip Dari Sumber Media (KBO-BABEL.COM) ***
1rwan
(KBO BABEL/TIM)